1.Sejarah
Dalam dunia digital, SOA menjadi sangat menarik, apalagi dengan tekanan regional untuk membuat sebuah sistem yang transparan, cepat dan anti birokrasi yang korup, yang di Indonesia sering disebut sebagai Single Window.Dalam SOA dunia digital yang akan disebut SOA saja setelah ini, yang lebih khususnya dalam dunia perinternetan yang sangat berhubungan dengan Web, populer setelah berkembangkan sebuah mekanisme request-response yang memungkinkan pesan (message) terkirim dari satu titik ke titik lainnya.
2.Pengertian :
SOA (service oriented architecture, arsitektur berorientasi layanan) adalah suatu gaya arsitektur sistem yang membuat dan menggunakan proses bisnis dalam bentuk paket layanan sepanjang siklus hidupnya. SOA juga mendefinisikan dan menentukan arsitektur teknologi informasi (TI) yang dapat menunjang berbagai aplikasi untuk saling bertukar data dan berpartisipasi dalam proses bisnis. Fungsi-fungsi ini tidak terikat dengan sistem operasi dan bahasa pemrograman yang mendasari aplikasi-aplikasi tersebut.
Tekhnik(Prinsip Kerja):
3.Perkembangan
4.Contoh:
Contoh SOA didunia non digital adalah cara melayani customer services dengan pelanggannya, atau sebuah server yang berjalan secara otomatis yang melakukan sebuah kegiatan untuk menghasilkan kegiatan sendiri secara otomatis. Yah, itu semua adalah contoh-contoh SOA. Yang menarik dari SOA ini adalah, tahun 2005, dicanangkan sebagai tahun SOA, dan apa sebenarnya dampak SOA bagi kehidupan manusia? sebenarnya dengan masuknya SOA sebagai fondasi sebuah kehidupan, akan membuat entitas yang terhubung didalamnya akan semakin peduli terhadap apa itu artinya kepuasan pelanggan.
5.Implementasi
Bila
implementasi dan penerapannya sesuai, SOA dapat dengan signifikan memotong
banyak proses bisnis lintas departemen / bagian sehingga untuk melakukan satu
periode proses waktu, tenaga, dan sumber daya yang dihemat menjadi sangat
banyak. Hal ini dimungkinkan dengan otomatisasi dan
terintegrasinya setiap departemen / bagian dalam satu arsitektur.
Pengaruh
implementasi SOA pada awalnya kurang terasa, namun setelah keseluruhan sistem
berjalan, secara perlahan – lahan perusahaan akan merasakan manfaatnya melalui
setiap efisiensi yang dihasilkan. Pelayanan terhadap pelanggan akan meningkat,
sumber daya yang terpakai dapat dihemat, dan pada akhirnya keuntungan akan
meningkat.
Walaupun
SOA memiliki manfaat yang cukup banyak, sayang nya SOA belum memiliki standar
global. Yang ada hanya standar yang dibuat oleh koalisi perusahaan – perusahaan
pembuat sistem SOA, seperti IBM dan Sun Microsystem.
Dalam dunia digital, SOA menjadi sangat menarik, apalagi dengan tekanan regional untuk membuat sebuah sistem yang transparan, cepat dan anti birokrasi yang korup, yang di Indonesia sering disebut sebagai Single Window.Dalam SOA dunia digital yang akan disebut SOA saja setelah ini, yang lebih khususnya dalam dunia perinternetan yang sangat berhubungan dengan Web, populer setelah berkembangkan sebuah mekanisme request-response yang memungkinkan pesan (message) terkirim dari satu titik ke titik lainnya.
Protokol
yang pertama dikembangkan Microsoft bernama BizTalk, kemudian dirubah oleh W3C
menjadi Simple Object Application Protocol (SOAP), maklum BizTalk adalah sebuah
merek dagang, dan merek dagang merupakan simbol ketertutupan. SOAP ini telah
menjadi cikal bakalnya SOA berkembang. SOAP lebih mengarah ke sebuah web
service daripada aplication service.Interaksi sebuah sistem dengan sistem lain,
atau mengikat sebuah aplikasi dari aplikasi tradisional menjadi aplikasi
berbasis SOAP, secara tidak langsung telah merubah sebuah sistem tersebut
menjadi sebuah aplikasi yang SOA Ready. SOAP adalah sebuah mekanisme
implementasi XML yang terstandarisasi, namun cenderung berbasis web service.
Teknologi
ini sering disebut sebagai Web Services, sebuah mekanisme melayani permintaan
(messaging) yang mengacu pada protokol Web yang sering disebut HTTP. Tetapi tentu saja SOA itu bukan hanya Web
Services saja. Ingat SOA itu lebih luas, dan lebih luas dari yang dapat kita
bayangkan.Perkembangan Web Services sebagai media terbuka untuk interaksi, yang
berbasis pada HTTP yang juga merupakan standar terbuka, membuat Web Services
dengan SOAP sebagai icon teknologinya, telah membuat Web Services menjadi
teknologi primadona dalam dunia SOA ini.SOAP Sebenarnya merupakan sebuah
perwakilan dari sebuah envelope (amplop) yang gunanya mirip dengan mekanisme
melakukan surat menyurat. SOAP umumnya diciptakan lebih khusus, untuk surat menyurat resmi,
seperti mengirim form purchase order, form pengajuan kredit, form meminjam
buku. Sedangkan yang kurang formal dapat menggunakan XML saja. Dalam
implementasinya SOAP yang flat ternyata memiliki kekurangan yang sangat banyak,
apalagi SOAP seperti kakek (generasi pendahulu) dari HTML, berbentuk flat file,
sehingga diasumsikan tidak aman, untuk itulah maka hadir beberapa implementasi
SOAP seperti STSOAP (Securing Toolkit for SOAP) yang tentu saja membuat SOA
menjadi lebih secure dan siap digunakan.
Standar
berbasis Web Services yang lebih sering disebut dengan WS-Security adalah
sebuah standar yang dikembangkan oleh OASIS yang juga mengembangkan teknologi
ODF (Open Document Format). WS-Security ini memungkinkan melakukan implementasi
Web Services yang terembed didalamnya security.Ada beberapa standar lainnya
yang dapat digunakan untuk membuat sebuah implementasi SOA menjadi lebih aman,
diantaranya SAML untuk identity management (di Indonesia populer disebut Single
Identity Number), XACML, XKMS, XML-Sig, WS-Federation, WS-I Basic Profile.
2.Pengertian :
SOA (service oriented architecture, arsitektur berorientasi layanan) adalah suatu gaya arsitektur sistem yang membuat dan menggunakan proses bisnis dalam bentuk paket layanan sepanjang siklus hidupnya. SOA juga mendefinisikan dan menentukan arsitektur teknologi informasi (TI) yang dapat menunjang berbagai aplikasi untuk saling bertukar data dan berpartisipasi dalam proses bisnis. Fungsi-fungsi ini tidak terikat dengan sistem operasi dan bahasa pemrograman yang mendasari aplikasi-aplikasi tersebut.
Tekhnik(Prinsip Kerja):
Inovasi
membutuhkan perubahan dan SOA memudahkannya.SOA bekerja seperti charger untuk
semua fungsi, atau dengan kata lain SOA membangun interface yang bisa diakses
oleh berbagai macam software. Selama ini, sebuah software dibangun dengan cara
mengikat data dan alat pemrosesnya dalam satu rangkaian. Tentu saja, semakin
banyak software yang dibutuhkan akan membuat perusahaan mengeluarkan uang dan
tenaga lebih banyak lagi. Demikian pula dengan semakin banyaknya lalu lintas
data antar software tersebut yang secara otomatis akan meningkatkan ongkos
perusahaan. Teknologi SOA bertugas untuk meringankan masalah tersebut dengan
cara mengurangi hambatan integralisasi.
Melihat
karakternya, SOA saat ini banyak diminati perusahaan – perusahaan keuangan dan
perbankan. Namun,
industri asuransi dan telekomunikasi juga banyak yang mengadopsi teknologi SOA.
Hal ini disebabkan fleksibilitas dan arsitektur yang ditawarkan SOA cukup
handal untuk mengurangi berbagai hambatan interaksi antar software dan memotong
rangkaian proses
Gambar Ilustrasi Alur Kerja SOA Melewati Lintas Service Dalam Perusahaan
Untuk
menggambarkan bagaimana SOA bekerja dalam sebuah perusahaan atau institusi
bisnis, dapat mengambil contoh transaksi pembelian barang melalui internet yang
dilakukan seorang netter (pengguna internet) atau pelanggan.
Dalam sistem TI pengecer yang menggunakan sebuah SOA, pembelian barang secara online itu memicu serangkaian transaksi lainnya. Misalnya, kartu kredit pelanggan diverifikasi, bagian pengiriman barang diberi tahu, gudang diminta untuk menyesuaikan persediaan barang, dan catatan – catatan pembukuan diperbaharui. Transaksi – transaksi tersebut berupa input informasi yang dikirim melalui sistem atau software – software yang berlainan, yang kadang tidak sesuai dan tidak bisa berhubungan satu sama lain. Namun, teknologi SOA telah memungkinkan infrastruktur yang mendukung transaksi tersebut untuk dibaurkan dan dikombinasikan secara integral.
Dalam sistem TI pengecer yang menggunakan sebuah SOA, pembelian barang secara online itu memicu serangkaian transaksi lainnya. Misalnya, kartu kredit pelanggan diverifikasi, bagian pengiriman barang diberi tahu, gudang diminta untuk menyesuaikan persediaan barang, dan catatan – catatan pembukuan diperbaharui. Transaksi – transaksi tersebut berupa input informasi yang dikirim melalui sistem atau software – software yang berlainan, yang kadang tidak sesuai dan tidak bisa berhubungan satu sama lain. Namun, teknologi SOA telah memungkinkan infrastruktur yang mendukung transaksi tersebut untuk dibaurkan dan dikombinasikan secara integral.
Seperti yang kita ketahui bersama, perkembangan service oriented
architecture dan cloud computing menjadi sangat pesat belakangan ini,
terlebih khusus dalam area industri dan akademisi, memicu berkembangnya
aplikasi ber-skala besar yang ditujukan untuk pengembangan penelitian
kolaboratif di berbagai bidang seperti: e-bisnis, kesehatan, aplikasi
grid computing, infrastruktur komputasi perusahaan2, aplikasi2 untuk
militer dan keamanan. Kedua paradigma software development tersebut
diatas telah membuat lebih mudah dan lebih ekonomis untuk membuat segala
sesuatu dari perangkat lunak komersial yang sederhana hingga sistem
informasi yang kompleks, termasuk "killer application" yang bersifat
mission-critical.
Pada hakikatnya kedua konsep paradigma pengembangan software memiliki
"kemiripan" dalam hal oursourcing sumber daya dan transfer pengelolaan
TI untuk layanan aplikasi, meskipun demikian terdapat perbedaan yang
mencolok dalam hal "paradigma software engineering". Komputasi
Service-Oriented berfokus pada desain arsitektur yang memungkinkan
pengembangan aplikasi melalui penemuan layanan dan komposisi sedangkan
cloud computing berfokus pada pengiriman efektif layanan kepada pengguna
melalui virtualisasi sumber daya fleksibel dan scalable dan load
balancing.
Konsep SOSE atau Service Oriented Software Engineering mencoba untuk
"menggabungkan" keunggulan dan "mereduksi" perbedaan kedua paradigma
tersebut. Melalui SOSE, dioptimalkan konsep arsitektur berorientasi
layanan (SOA) yang memberikan gaya arsitektur, protokol standar, dan
interface yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi, dan Cloud
Computing memberikan layanan yang diperlukan untuk pengguna melalui
virtualisasi dan sumber daya penyatuan. Menggabungkan layanan dan
komputasi awan dalam kerangka rekayasa perangkat lunak dapat membantu
pengembang aplikasi dan penyedia layanan memenuhi tantangan individu
paradigma masing-masing.
(Gambar diambil dari http://www.infoq.com/articles/ieee-software-engineeering-services-cloud-computing)
Meskipun SOSE secara konseptual
menjanjikan, realisasinya akan memerlukan penelitian tambahan dalam
rekayasa perangkat lunak untuk menghadapi tantangan, seperti keamanan
dan kualitas-of-service (QoS) manajemen yang muncul dalam layanan atau
komputasi awan.
Visi dari SOSE dapat dilihat pada Gambar berikut ini:
(Gambar diambil dari http://www.infoq.com/articles/ieee-software-engineeering-services-cloud-computing)
Keterangan selanjutnya dapat diperoleh di:
dan
4.Contoh:
Contoh SOA didunia non digital adalah cara melayani customer services dengan pelanggannya, atau sebuah server yang berjalan secara otomatis yang melakukan sebuah kegiatan untuk menghasilkan kegiatan sendiri secara otomatis. Yah, itu semua adalah contoh-contoh SOA. Yang menarik dari SOA ini adalah, tahun 2005, dicanangkan sebagai tahun SOA, dan apa sebenarnya dampak SOA bagi kehidupan manusia? sebenarnya dengan masuknya SOA sebagai fondasi sebuah kehidupan, akan membuat entitas yang terhubung didalamnya akan semakin peduli terhadap apa itu artinya kepuasan pelanggan.
5.Implementasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar